Jelajah Gizi Semarang 2018: Lunpia (Loenpia, Lumpia) menjadi salah satu kuliner paling terkenal di Semarang dengan pemanfaatkan bahan pangan lokal berkelanjutan [Foto: Dok Pri] |
Lunpia (Loenpia,
Lumpia), menjadi satu dari sekian banyak kuliner Semarang yang paling dicari
dan digemari. Lunpia di Gg. Lombok milik Pak Untung, menjadi lunpia paling enak
yang pernah saya rasakan.
Berbahan dasar rebung,
udang, telur, bawang putih, gula, garam, dan kecap manis dengan teknik masak
dan resep turun temurun tak mengubah rasa. Rebung, sebagai bahan dasar utama pemberi
cita rasa khas.
Jelajah Gizi Semarang 2018: Bahan isian lunpia terdiri atas rebung, udang, telur, dan bumbu lainnya [Foto: Dok Pri] |
Jelajah Gizi Semarang 2018: Kulit lumpia mesti dijaga kelembapannya agar tidak pecah/robek [Foto: Dok Pri] |
Di dalam rebung
terdapat asam sianogenic licoside (asam
sianogenik likosida) yang mengeluarkan bau pesing. Bau tersebut dapat dihilangkan dengan mencuci rebung berulang-ulang
dan di bawah air mengalir.
Bau pesing rebung dapat
berkurang bahkan hilang. Inilah tips dan trik yang dipaparkan Pak Untung kepada
para Jelajah Gizi Kota Semarang 2018. Dalam satu hari, Pak Untung memerlukan 75
Kg rebung yang dikirim pemasok ke tokonya untuk membuat Lunpia.
Isiannya memang dapat
divariasi, semisal dengan ayam. Akan tetapi, Pak Untung tetap mempertahankan
dengan udang dan telur yang diorak-arik. Kulitnya pun home made (dibuat
sendiri). Terbuat dari adonan tepung terigu, air, dan sedikit garam.
Di hari biasa, tokonya
dapat menghabiskan hingga 300 biji lunpia, sedangkan di hari Sabtu dan Minggu
dapat mencapai 500 biji.
Saus kental manisnya
terbuat dari tepung tapioka yang diberi gula dan kecap manis sehingga
menimbulkan warna kuning kecokelatan. Penyajiannya dilengkapi dengan daun
selada, cabe rawit hijau, acar ketimun, dan daun bawang.
Cara makannya pun unik,
mirip cara makan beberapa makanan Korea, yaitu dengan memasukkan potongan
lunpia ke dalam daun selada, ditambah cabe rawit, saus kental, acar ketimun,
dan daun bawang, kemudian digulung, lalu dimakan.
Menurut penuturan Pak
Untung, fungsi daun bawang di lunpia untuk memperpanjang napas dan menekan
tekanan darah.
Berdasarkan cerita, Lunpia
Gg. Lombok No. 11 ini merupakan lunpia tertua yang ada di Semarang. Posisinya
tepat berada di sebelah klenteng tertua pula, yaitu Klenteng Tay Kak Sie.
Dulunya, dikelola oleh Purnomo Usodo (Siem Swie Kiem), Om-nya Pak Untung yang merupakan generasi ketiga.
Memang, sudah tidak
diragukan lagi kenikmatan dan kelezatan Lunpia ini. Rasanya sudah melanglang
hingga keluar Semarang. Lunpia yang dijual pun tak hanya goreng, tetapi juga
ada lunpia basah.
Lunpia basah dapat
langsung dimakan karena kulitnya sudah diolah (dimasak) sedemikian rupa. Agar
kulit lunpia tetap lembap, teknik menyimpannya dengan membungkus menggunakan
daun pisang.
Lunpia goreng Gg.Lombok
memang sangat disukai, selain renyah di luar, gurih pula rasa di dalamnya.
Kulitnya pun lembut dan tidak mudah hancur. Ukurannya pun cukup besar dan isi
di dalamnya relatif padat kalau dilihat dengan lunpia kebanyakan yang kalah
jauh. Selain ukurannya besar, agar mudah dilahap, lunpia dipotong-potong
menjadi empat hingga lima potong.
Jelajah Gizi Semarang 2018: Tim Anjing #RebungBetung saat memenangi lomba menggulung Lunpia di Gg. Lombok No.11 yang langsung dinilai oleh sang pemiliknya, Pak Untung. [Foto: Dok Pri] |
Kalau diperhatikan dan
dirasa-rasa, saya tidak mencium bau amis dari perpaduan udang, telur, dan
bumbu-bumbu lain untuk isiannya itu. Pak Untung memang sangat menjaga resep
yang sudah diturunkan itu agar tidak berubah rasa. Gurihnya lunpia ini masih
tetap terjaga hingga saat ini. Oya, lunpia sendiri ada yang manis juga asin
dengan beragam isian.
Lunpia yang ada di
tokonya ini dibuat langsung oleh pekerja Pak Untung, baik yang basah maupun
kering. Lunpia baru akan dibuat jika ada pemesan datang, hal itu semata-mata
untuk menjaga cita rasa.
Jelajah Gizi Semarang 2018: Tim Anjing #RebungBetung foto bersama lunpia Gg. Lombok yang sudah digoreng di depan Klenteng Tay Kak Sie [Foto: Dok Pri] |
Jangan heran kalau
Lunpia Gg. Lombok tak pernah sepi pembeli. Ada saja orang yang datang untuk
membeli, baik dari kota Semarang sendiri maupun dari luar Semarang, bahkan ada
dari luar negeri. Mereka mau berpanas-panasan dan antri masuk gang untuk
menikmati satu dua potong Lunpia ini.
Berbagai publikasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dan sumber lainnya menyatakan bahwa dalam berat
makanan (100 gram) lunpia, mengandung energi sebesar 133 kilokalori, protein
3,43 gram, karbohidrat 28,14 gram, lemak 0,47 gram, kalsium 8 miligram, fosfor
44 miligram, dan zat besi 0,49 miligram.
Selain itu di dalam Lumpia juga terkandung vitamin A sebanyak 1 IU,
vitamin B1 0,04 miligram dan vitamin C 1 miligram. Hasil ini diperoleh dari penelitian terhadap
100 gram lunpia dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Soto
Bangkong
Indonesia memang unik.
Tiap daerah punya ciri khas kuliner masing-masing dan menjadi unsur penting
dalam tradisi dan budaya di berbagai provinsi. Makanan khas suatu daerah
menjadi lambang, gelaran, dan bahkan sebagai daya tarik untuk para wisatawan
berkunjung ke daerah tersebut.
Semarang , dalam kaca
mata kuliner nusantara memang penuh pesona. Soto Bangkong salah satunya, menjadi
daya tarik tersendiri. Soto Bangkong bahkan menjadi ikon kuliner kota Semarang.
Hal itu tak lain karena rasanya yang aduhai, ringan di lidah, pun lezat rasa kuahnya.
Soto Bangkong menjadi
salah satu destinasi Jelajah Gizi Semarang 2018, tak lain soto ini sangat legendaris. Pak Benny, anak
sang pemilik mengatakan, “Dulu orang tua saya berjualan Soto dengan dipikul. Bahkan
berjalan kaki hingga seharian dari Solo ke Semarang. Terkadang “menggelandang” demi membahagiakan
anak-anaknya.”
Ya, Soto Bangkong Pak
Benny menjadi satu tempat tersendiri di hati masyarakat tak hanya Semarang,
untuk mereka yang datang melancong ke
Semarang, selalu mencari makanan ini. Soto dengan cita rasa gurih ini terbuat
dari ayam kampung yang direbus lama, sehingga kuah yang dihasilkan berwarna
kecokelatan.
Daging ayamnya pun empuk
tidak hancur. Selain soto, Soto Bangkong juga menyediakan menu lain seperti
ayam goreng, garang asem, sate ayam, sate kerang, sate telor, perkedel tempe,
ampela hati goreng, sayap goreng, menthok atau bebek goreng, semur, dan
beberapa menu lainnya. Harganya pun realtif terjangkau.
Oya, mungkin Anda
penasaran kenapa disebut Soto Bangkong. Bangkong, dalam bahasa Jawa atau Sunda
merupakan kodok besar yang banyak ditemui di parit atau got pinggir jalan. Nah,
dulunya tempat ini banyak terdapat kodok
tersebut.
Soto Bangkong biasa disajikan dengan beragam sate |
Lokasinya berada di
kawasan perempatan bangkong yang
menghubungkan Jalan Katamso, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan MT. Haryono bagian
selatan dan utara. Di bawah komando Pak Benny, Soto Bangkong yang sudah berdiri
sejak 1950 ini, kini semakin eksis. Beberapa cabang ada di Semarang juga di
Jakarta.
Berapa dan apa saja
nutrisi yang terkandung di dalam 100 gram Soto? Berikut faktanya.
Ukuran Porsi: 100 gram (g)
Sumber:
www.fatsecret.co.id
|
||
per
porsi
|
||
Kilojoule
|
544
kj
|
|
Kalori
|
130
kkal
|
|
Lemak
|
6,19
g
|
|
Lemak Jenuh
|
1,601
g
|
|
Lemak tak Jenuh Ganda
|
1,494
g
|
|
Lemak tak Jenuh Tunggal
|
2,381
g
|
|
Kolesterol
|
53
mg
|
|
Protein
|
9,96
g
|
|
Karbohidrat
|
8,11
g
|
|
Serat
|
0,7
g
|
|
Gula
|
0,41
g
|
|
Sodium
|
87
mg
|
|
Kalium
|
124
mg
|
Ringkasan Gizi:
Kal
130
|
Lemak
6,19g
|
Karb
8,11g
|
Prot
9,96g
|
2 comments:
Emang soal masak memasak, Gulung menggulung, dirimulah juaranya .btw entu nama groupnya ga diedit dikit ya hahhaha
Setiap kekurangan pasti ada teknik agar masakan sedap .cuma di siram air mengalir berulang ulang kali, bau menghilang
Post a Comment